Blogger Layouts

Friday, May 6, 2011

PERUBAHAN PERKEMBANGAN FISIK PADA DEWASA MUDA

MicrosoftInternetExplorer4

Latar Belakang

Pada tahun 1960, banyak masyarakat di perkotaan besar yang masih mempedulikan kesehatan mereka. Mereka sering melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih fisik mereka seperti berenang, berjalan, berlari, bersepeda dan masih banyak lagi. Aktivitas tersebut dilakukannya pada saat mereka memiliki waktu luang dan tanpa paksaan dari siapapun, termasuk lingkungan. Pada saat itu, mereka tidak mempedulikan tuntutan lingkungan yang mengharuskan mereka kurus atau mungkin gendut.

Seiring berjalannya waktu, belakangan ini banyak masyarakat khususnya dewasa muda di perkotaan besar seperti Jakarta yang sudah tidak melakukan aktivitas fisik tersebut. Mereka tidak lagi peduli akan kesehatan. Mereka memulai hidup dengan mengonsumsi makanan cepat saji, menonton televisi saat waktu luang, jarang berolah raga dan berusaha untuk mengikuti perkembangan jaman yang menuntut agar seseorang harus kurus supaya sesuai dengan pandangan masyarakat mengenai body image yang ideal.

Dengan kebiasaan para dewasa muda yang sudah mulai bergeser tersebut, kelompok memilih topik ini untuk dibahas karena kelompok prihatin terhadap masalah kesehatan yang sudah mulai terabaikan. Meskipun banyak dari mereka yang sudah mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan, namun tidak sedikit dari mereka yang mengabaikan hal tersebut. Mereka tetap mementingkan body image yang terlihat secara fisik dibandingkan dengan kesehatan. Pada akhirnya mereka akan melakukan diet secara terus menerus sampai mendapatkan berat badan yang diingini.

Diet mempunyai dua jenis, yaitu diet seimbang dan diet tidak seimbang. Banyak dewasa muda belakangan ini yang melakukan diet yang tidak seimbang. Diet tidak seimbang yang dimaksud adalah ketika seseorang menjalani diet yang berlebihan. Diet berlebihan tersebut dapat diukur dari perubahan pola makan. Apabila seseorang dengan sendirinya mengganti makanan ringan menjadi makanan pokok sehari-hari, takut mengonsumsi segala makanan demi menjaga tubuh, diet tersebut dapat dikatakan menjadi tidak seimbang. Sebaliknya, diet yang seimbang adalah diet yang dilakukan oleh seseorang secara normal. Orang yang melakukan diet yang seimbang memiliki tujuan untuk mengurangi berat badan agar badan merasa lebih bugar dari sebelumnya, bukan agar badan lebih sesuai dengan body image. Diet seimbang juga berarti mengurangi porsi makan dan bukan mengganti porsi makan. Apabila diet seimbang dilakukan, seseorang harus melakukannya dengan berolah raga secara teratur.

Selain melakukan diet, dewasa muda juga ada yang tidak peduli dengan penampilan. Mereka hanya bermalas-malasan ketika ada waktu luang. Olah raga pun jarang sekali dilakukannya. Mereka lebih memilih untuk diam di depan komputer atau menonton televisi sambil makan kentang goreng atau cemilan lainnya. Gaya hidup mereka yang serba ingin praktis membuat mereka lebih memilih makanan cepat saji dibandingkan harus memasak sendiri. Hal ini membuat sebagian dewasa muda mengalami obesitas. Obesitas yang terjadi pada dewasa muda dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti serangan jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dan masih banyak lagi.

Dari diet dan obesitas di atas, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh dewasa muda untuk melakukan diet dan menghindari obesitas. Caranya dengan berolah raga. Meskipun banyak dari dewasa muda yang malas berolah raga, namun berolah raga dapat mengatasi diet dan obesitas. Selain itu, telah disebutkan bahwa diet yang sehat harus disertai dengan berolah raga. Orang yang obesitas juga harus berolah raga agar tidak terkena penyakit yang membahayakan tubuh. Dari fakta yang sudah ada, sangat disayangkan belakangan ini jarang sekali dewasa muda yang terlihat bersemangat untuk berolah raga. Mereka lebih banyak di mall dan pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota. Padahal banyak sekali pilihan untuk berolah raga seperti fitness, bejalan, berlari, bersepeda, dan berenang.

Landasan Teori

Kelompok memilih Chapter 13 (Physical and Cognitive Development in Early Adulthood) dengan topik “Physical Development” dan berfokus pada bahasan mengenai kesehatan, obesitas, diet, dan olahraga. Kelompok mengutip teori-teori yang ada pada pembahasan dalam buku “Life Span Development” (Santrock, 2009)

Pada pembahasan mengenai kesehatan, kelompok mengetahui bahwa dewasa muda memiliki tingkat kematian dua kali lebih tinggi dibanding remaja (Santrock, 2003). Tingkat kematian yang lebih tinggi tersebut terjadi terutama pada laki-laki. Akan tetapo, walaupun para dewasa muda memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan para remaja, dewasa muda mempunyai lebih sedikit masalah tentang penyakit kronis, demam, dan penyakit pernafasan dibandingkan ketika mereka masih kecil (Santrock, 2009). Para dewasa muda memiliki tingkat daya tahan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan saat mereka masih kecil.

Menurut Alder & Higbee (dalam Santrock, 2009), walaupun kebanyakan dewasa muda telah mendapatkan informasi-informasi apa saja yang dapat mencegah penyakit dan mendukung kesehatan, mereka tidak terlalu memperdulikan hal tersebut dengan baik. Berdasarkan suatu penelitian jangka panjang, kebiasaan buruk yang dijalani pada masa remaja membawa dampak buruk di masa mendatang. Meskipun hal ini sudah mereka ketahui, beberapa orang menghentikan cara berpikirnya mengenai gaya hidup mereka saat ini yang dapat berpengaruh pada masa yang akan datang (Cousineau, Goldstein, & Franco, 2005).

Kesehatan pada dewasa muda dapat diperbaiki dengan cara mengurangi hal-hal yang dapat merusak kesehatan yang berkaitan dengan gaya hidup (Robbins, Powers, & Burgess, 2008; Teague & others, 2009). Misalnya, meningkatkan kualitas gaya hidup dengan memperbaiki kebiasaan makan, tidak makan secara berlebih, olahraga secara teratur, dan tidak menggunakan obat-obatan.

Pada dewasa muda, masalah makan dan berat badan telah menjadi suatu hal yang mendapat perhatian. Kebiasaan makan yang berlebih mempengaruhi berat badan seseorang dan cenderung menyebabkan kelebihan berat badan (overweight), bahkan terjadi obesitas. Obesitas merupakan suatu masalah yang serius dan dapat menembus kesehatan banyak individu (Corbin & others, 2008; Hahn, Payne, & Lucas 2009). Obesitas memiliki kaitan pada resiko peningkatan hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung (Hahn, Payne, & Lucas, 2008). Obesitas dipengaruhi beberapa faktor, seperti faktor keturunan, kadar leptip, set point, dan pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh paling penting. Faktor lingkungan lebih mengarah pada budaya, seperti budaya yang mengatakan bahwa perempuan kelebihan berat badan dianggap bagus karena berarti mereka kaya dan mampu membeli makanan. Kadar leptin seseorang dapat mempengaruhi seseorang kelebihan berat badan. Apabila seseorang memiliki kadar leptin yang banyak, maka orang tersebut dapat terhindar dari kelebihan berat badan. Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi seseorang kelebihan berat badan. Contohnya seperti anak kembar yang terpisah jauh dapat memiliki berat yang hampir sama meskipun berada di lingkungan yang berbeda.

Dalam mengatasai masalah kelebihan berat badan tersebut, banyak dewasa muda yang berusaha melakukan program diet. Akan tetapi menurut penelitian di Amerika, hanya sedikit dewasa muda yang berhasil menjalankan dan mempertahankan program diet tersebut. Sebagian besar orang yang menjalankan diet tersebut merasa sulit menurunkan berat badan. Menurut Fahey, Insel & Roth (dalam Santrock, 2009), salah satu program yang paling efektif untuk mengurangi berat badan adalah dengan olahraga. Hal ini disebabkan, walaupun diet dapat mengurangi berat badan, diet memiliki resiko pada beberapa masalah kesehatan lainnya bagi orang yang menjalani diet (Cunningham & Hyson, 2006). Di sisi lain, ketika orang dengan kelebihan berat badan menjalankan diet dan mempertahankan kurangnya berat badan, mereka dapat mengurangi depresi dan mengurangi sejumlah gangguan yang merusak kesehatan (Daubenmeir & others, 2007; Mensah & Brown, 2007). Berdasarkan dua argumen tersebut, dapat disimpulkan bahwa diet dapat membawa dampak positif jika dilakukan dengan seimbang.

Selain mengurangi porsi makan, menurut Meadow (1989) diet yang seimbang juga harus disertai dengan olahraga yang cukup. Sayangnya belakangan ini banyak dewasa muda yang tidak melakukan olahraga yang cukup. Hal ini jelas terlihat berbeda dengan tahun 1961. Pada tahun 1961, Presiden John F. Kennedy mengatakan bahwa banyak orang yang pada saat itu melakukan kegiatan olahraga seperti jogging, bersepeda, berenang, latihan aerobik dan kegiatan-kegiatan lainnya yang melatih fisik. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan pada saat mereka sedang mempunyai waktu luang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, belakangan ini banyak orang yang sudah tidak melakukan hal tersebut. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu luang di depan televisi dan memakan makanan cepat saji. Padahal menurut Edwin Lau (dalam “Healthy Express”) makanan cepat saji lebih sering disebut sebagai junk food atau makanan sampah.

Pada kenyataannya, latihan fisik sangat berguna untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka (Santrock, 2009). Menurut Djauzi (2009), latihan fisik mengurangi resiko seseorang untuk terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainnya. Sherwood, Light & Blumenthal (dalam Santrock, 2009) juga mengatakan bahwa latihan fisik dengan membakar 2000 kalori setiap minggunya dapat mengurangi efek seseorang terkena penyakit akibat merokok, tekanan darah tinggi, dan overweight. Selain menguntungkan untuk kesehatan fisik, kesehatan mental juga diuntungkan. Menurut Kirby (dalam Santrock, 2009), latihan fisik membuat seseorang dapat meningkatkan self-concept dan mengurangi perasaan depresi serta cemas.

Dengan fakta yang sudah ada di atas, sangat disayangkan bahwa penelitian menunjukkan hanya 1/5 dari early adulthood yang aktif melakukan aktivitas fisik. Early adulthood seharusnya meluangkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk melakukan aktivitas fisik. Pada tiga puluh menit tersebut early adulthood dapat melakukan aktivitas seperti berjalan kaki selama 45 menit, berlari selama 25 menit, atau menari aerobik selama 30 menit.

Daftar Pustaka

Djauzi, S. (2009). Raih Kembali Kesehatan. Jakarta: KOMPAS.

Meadow, M. (1989). MEMAHAMI ORANG LAIN, Meningkatkan Komunikasi dan Hubungan Baik dengan Orang Lain. Jakarta: Kanisius.

Santrock, J. (2003). Adolescence ‘Perkembangan Remaja’. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. (2005). Life Span Development (12th ed.). New York: McGraw-Hill.

No comments:

Post a Comment