Blogger Layouts

Friday, May 27, 2011

Miskin-miskin

MicrosoftInternetExplorer4

MISKIN-MISKIN

Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai kelompok miskin yang melihat kelompok miskin pula disekitarnya. Apabila sebelumnya sudah di bahas mengenai kelompok miskin yang melihat kelompok kaya dan kelompok kaya yang melihat kelompok miskin, maka pada pembahasan ini pula akan dibahas sama seperti kelompok-kelompok tersebut.

Pertama-tama, harus kita lihat bahwa pada kelompok ini, masing-masing kelompok memiliki kesamaan. Kesamaannya yaitu, derajat. Karena apabila masyarakat luas melihat 2 orang yang kedua-duanya miskin, pasti orang tersebut langsung bertanggapan bahwa kedua orang tersebut memiliki atau berada di tingkat derajat yang sama.

Kesamaan ini, memungkinkan untuk kedua kelompok ini untuk bersatu. Namun, lain halnya apabila kedua kelompok ini tidak bersatu. Apakah yang akan terjadi??

1. Mereka dapat saling membantu untuk berjuang menjadikan hidup kearah yang lebih baik dengan cara persaingan sehat. Artinya, dengan persaingan sehat mereka berlomba-lomba menjadikan status derajat mereka menjadi ke arah yang lebih baik. Hal itu dilakukan karena menurut hasil pengamatan, seseorang menjadi memiliki semangat kerja apabila orang tersebut merasa tertantang(baca=memiliki saingan).

2. Diantara mereka akan terjadi perselisihan mengenai uang. Artinya, masing-masing kelompok pasti memerlukan uang untuk memenuhi kehidupan mereka. Disini lah akan mengakibatkan perselisihan. Misalnya, ada 1 kelompok yang sangat memerlukan uang. Ia meminjam uang ke kelompok lain. Karena kelompok tersebut baru saja mendapatkan undian, maka kelompok tersebut pun memberikan pinjaman uang. Ketika beberapa hari kemudian, kelompok yang baru saja memenangkan undian, meminta balik uang nya kepada kelompok yang meminjam karena uang undiannya sudah habis dan hendak menggunakan uang yang dipinjam tersebut. Karena kelompok tersebut belum mendapatkan uang pinjamannya, maka bukan hal yang tidak mungkin apabila perselisihan dapat terjadi dan disebabkan oleh uang.

Dua contoh diatas merupakan sebagian kecil contoh dari beberapa contoh yang ada.

Sekarang, kita lihat apa yang akan terjadi apabila kedua kelompok tersebut bergabung menjadi satu.

  1. Kelompok tersebut dapat menjadi satu kesatuan yang kuat dan saling mendukung antara 1 kelompok dengan yang lain.
  2. Kelompok tersebut dapat menjadi penghibur lara bagi masing-masing kelompoknya. Misalnya, 1 kelompok ada yang terkena musibah, maka kelompok lainny ada yang memberi penyemangat supaya kelompok yang lain sadar bahwa masih ada seseorang disamping mereka.
  3. Terhindar dari sifat-sifat manusia yang tidak baik. Seperti sirik, dendam, kesal. Dengan bergabungnya suatu kelompok dengan kelompok lain, lama-kelamaan pun ketegangan di antara kelompoknya akan mencair.

Masih banyak pula contoh-contoh disamping 3 contoh diatas.

Setelah kita membahas yang seperti diatas, mari sekarang kita membahas pentingnya kelompok miskin untuk orang miskin tersebut sendiri.

Kelompok miskin. Mendengar kata-kata tersebut pasti pikiran kita langsung terbayang dengan sekelompok orang yang berada di pinggir jalan dan bekerja sebagai pemulung atau pengamen jalanan. Pikiran lain yang biasa terlintas, ialah gambaran para manusia yang berpakaian tidak layak pakai.

Disamping itu semua, kita musti ingat bahwa mereka juga makhluk sosial seperti kita. Mereka pasti tidak dapat hidup sendiri. Mereka juga membutuhkan manusia disampingnya. Dalam pembahasan kali ini, “manusia disampingnya” dapat pula diartikan sebagai “kelompok miskin”. Sehingga, meskipun sosok seseorang manusia digolongkan miskin, ia tidak harus selalu berada disamping orang yang kaya supaya kebutuhannya dapat terpenuhi. Orang tersebut dapat saja berada di samping orang miskin. Dengan hidup berdampingan, mereka akan lebih senang. Dibandingkan, mereka hidup dengan orang kaya yang tidak semua orang kaya baik. meskipun semua orang miskin juga tidak semua baik, namun, hidup disebelah orang yang sederajat akan membuat nyaman seseorang tersebut.

Pada pandangan hidup kelompok miskin-miskin, kemungkinan bahagia akan lebih besar dibandingkan dengan pandangan kelompok hidup miskin-kaya atau kaya-miskin. Karena pada kasus ini, sifat “ingin memiliki harta orang lain” berkemungkinan lebih kecil untuk terjadi.

Tetapi, pada kelompok ini, dapat pula menyebabkan kesengsaraan. Contohnya pada kasus seperti ini:

“Semalam diberitakan di sebuah TV swasta bagaimana beberapa puluhan orang dan anak kecil terluka akibat jatuh dan terinjak-injak oleh banyaknya orang yang bersemangat berebut untuk menerima zakat dari seorang pengusaha di kota Semarang. Di hari yang sama di sebuah pesantren di Jawa Timur juga diberitakan hal serupa.

Dari dua kejadian itu dapat dilihat, pertama, banyaknya rakyat yang hidup dalam kondisi miskin. Miskin tentu ada banyak sebab, di antaranya faktor luar. Itu yang paling gampang dikatakan. Cari kambing hitam. Kedua, menunjukkan mentalitas sebagian besar mereka yang terlibat pada kejadian itu untuk mengakui bahwa dirinya pantas untuk menerima zakat.

Meminta tentu berbeda dengan menerima. Ketika kita secara aktif berbondong-bondong menuju ke suatu tempat karena tahu ada pembagian maka tindakan itu sama dengan tindakan meminta-minta.

Apakah mereka yang melakukan itu begitu tidak mampunya sehingga mampu mengalahkan harga diri sampai titik yang terendah untuk melakukan tindakan meminta.

Apakah semangat yang sama tidak bisa dilakukan untuk memperoleh rejeki halal tanpa harus meminta? Kalau kita benar beriman apakah kita meragukan kemurahan hati Tuhan atas segala jerih upaya selain hanya menadahkan tangan meminta?”

Pada kasus ini, sesorang yang miskin sampai merelakan harga dirinya untuk meminta-minta. Selain itu, pada kasus ini pula kelompok miskin-miskin membuktikan bahwa betapa susahnya mereka untuk hidup. Cukup sengsara kah? Orang-orang, menanggapi berita pada artikel tersebut dengan bermacam-macam komentar. Inilah sebagian komentar dari beberapa orang:

Pendapat pertama=

“Insiden desak/desakan dan himpit-himpitan saat pembagian zakat dan sedekah nggak perlu terjadi kalau para dermawan mau belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Sebab dari tahun ke tahun kasus yang sama selalu terulang. Agar tidak terjadi lagi, ada baiknya zakat, infaq dan sedekah disalurkan ke lembaga amil zakat yang amanah.
Soal martabak eh martabat, kaum dhuafa sudah nggak peduli dengan kata martabat. Lha wong para pemimpin saja sudah nggak punya martabat. Kalau punya, nggak mungkin bangsa ini terus menerus dilecehin negara jiran!”

Pendapat kedua=

“apakah meminta-minta itu tidak halal...belum tentu mereka malas, belum tentu mereka tidak berusaha, belum tentu mereka mau...jadi memang sudah tidak ada jalan keluar, kepada siapa lagi mereka mau minta bantuan...
menurutku masih lebih bejat orang yang tidak jujur sperti contoh mas bajoe mengenai pejabat publik, karyawan bahkan pengusaha yang mengambil apa yg bukan miliknya. Tetapi yang membuat aku lebih sedih adalah contoh yg diambil oleh mbak firsa bahwa kita memiskinkan bangsa kita sendiri dengan membodohi mereka...
kalau soal hati nurani, mungkin diantara mereka ada yang lebih mempunyai hati nurani daripada orang-orang yang lebih mampu bahkan aku secara pribadi. mungkin hati nurani kita lebih tumpul daripada mereka...selama mereka punya nurani pasti mereka punya harga diri
kalau kita mampu membantu mereka bahkan lebih baiknya mendidik mereka, mari kita lakukan...jangan berkata 'mereka sudah tidak punya harapan', yang membuat tidak punya harapan itu kita, yang nota bone syukur-syukur lebih mampu dari mereka
aku membuat komentar ini, bukan berarti aku sudah berhasil membantu/mendidik mereka...masih jauh dari itu...tetapi paling tidak aku selalu berpikir, bisakah aku tidak membuat satu orang lagi meminta-minta, bisakah aku membuat satu orang menjadi pandai”

Pendapat ketiga:

“Banyak contoh bahwa orang miskin juga bermartabat. Mereka hanya berpikir hari ini bisa makan apa walaupun hanya satu kali sehari. Mereka tidak pernah berpikir untuk menumpuk harta walaupun dengan jalan yang tidak halalpun sebenarnya mereka bisa (red-kriminal). Inilah yang membedakan mereka dengan mereka-mereka yang sebenarnya jauh lebih miskin di hati sanubarinya. Begitu bermartabatnya mereka sehingga dalam Al Quran diperintahkan untuk setiap muslim berpuasa agar dapat berempati merasakan penderitaan mereka dan di akhir bulan Ramadhan ber zakat fitrah dengan menyisihkan 2,5% dari harta kita untuk mereka.”

Melihat pendapat di atas, banyak pula kontroversi yang terjadi. Semuanya kembali lagi ke masing-masing orang. Bagi mereka yang peduli, mereka akan menyisihkan sebagian harta untuk mereka. Namun bagi yang tidak, mereka akan membiarkan rakyat miskin untuk berusaha sendiri.

KESIMPULAN=kehidupan antara kelompok miskin dengan kelompok miskin tidak semuanya berjalan lancar dan tidak semuanya berjalan sengsara.

1 comment:

  1. Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT

    Well over 160k men and women are trying a easy and secret "liquid hack" to burn 1-2lbs each and every night while they sleep.

    It's painless and it works every time.

    This is how to do it yourself:

    1) Go grab a glass and fill it with water half glass

    2) Proceed to learn this strange hack

    and be 1-2lbs skinnier in the morning!

    ReplyDelete