Blogger Layouts

Friday, May 6, 2011

The Birth of Psychology in Ancient Greece

MicrosoftInternetExplorer4

Pertanyaan yang sering muncul pada abad kesembilan belas, ketika psikologi sedang tidak berkembang ialah, “Kenapa belajar psikologi dimulai dari Rusia?”. Hal ini membingungkan banyak orang karena kecuali Aristoteles, tidak ada psikolog yang berasal dari Yunani. Ternyata setelah diteliti, banyak orang yang percaya bahwa psikologi itu adalah ilmu natural dan objektif dari perilaku (behavior) yang berkembang berdasarkan eksperimen-observasi, dan ternyata Aristoteles merupakan tokoh pertama dalam aliran behaviorist.

Orang Rusia pada awalnya percaya bahwa semua yang ada bisa di observasi seperti matematika dan sains. Orang rusia tidak berfikir tentang dunia roh dan jiwa, yang dipikirkan oleh orang-orang pada masa sekarang ini. Pada akhirnya orang Rusia pada masa sekarang ini ingin mempelajari mengenai alam (nature) dalam berbagai aspek yang lebih mutakhir, contohnya seperti sifat perilaku dan bagiamana organisme bereaksi dengan lingkungannya.

The Hellenic Period (600-322 B. C.)

Pada waktu ini, Negara secara politis terbagi dan dibagi menjadi kota-kota kecil. Periode yang paling awal biasanya disebut dengan cosmological period. Hal ini dikarenakan pelajar bertanya pada dirinya mengenai beberapa pertanyaan seperti, “Apa sifat dari semesta?”. Pada periode ini sains berpengaruh banyak dalam naturalism.

Ilmuwan paling awal bernama Thales (600 B.C.). Thales tidak hanya memprediksikan gerhana matahari, ia juga menjelaskan bahwa segala sesuatu berasal dari air.

Pythagoras yang ahli dalam bidang matematika menjelaskan bahwa semuanya dapat ditemukan dalam jumlah. Pythagoras orang pertama yang mengatakan bahwa dunia itu bulat.

Penjelasan paling masuk akal didapat dari Democritus (460-370 B.C.). Ilmuwan ini percaya bahwa semua yang ada di alam berasal dari sesuatu yang kecil seperti atom. Ia juga orang Yunani pertama yang memberikan penjelasan mendetail mengenai sensasi. Contohnya ketika kita melihat, maka melibatkan pengiriman atom melewati udara yang tersentuh oleh mata dan mata akan menerima duplikasi dari objek yang dilihat. Ilmuwan ini tidak menganut dualism. Menurutnya, tidak ada perbedaan antara mental dan fisik, tubuh dan pikiran karena semuanya berasal dari satu dasar, atom.

Penjelasan akhir berasal dari Hippocrates ( 460-370 B.C.). Ia meminjam empat elemen dasar yang berupa bumi, udara, api dan air. Keempat elemen tersebut dihubungkan dengan teori Hippocrates yang berkaitan dengan tubuh, phlegm (bumi), blood (udara), yellow bile (api), black bile (air). Ia menjelaskan mengenai epilepi dan ia menolak anggapan bahwa epilepsi disebabkan oleh apa pun selain penyebab alami.

Socrates (469-399 B.C.)

Jenis pertanyaan yang muncul pada masa ini sudah mulai bergeser. Mereka lebih mengutamakan manusia daripada masalah. Ia adalah ilmuwan pertama yang beraliran sosial. Socrates berbicara mengenai psyche (jiwa).

Plato (427-347 B.C.)

Plato tidak terlalu terfokus kepada psikologi, melainkan lebih kepada posisinya sebagai pendahulu Aristotle, yang mencapai puncaknya pada masa Yunani Kuno. Pada masa Plato, penulis lebih memberlakukan interpretasi Judo-Christian dari sifat alami jiwa ke dalam tulisannya dibandingkan dengan pada masa Socrates. Plato lahir di Athena, dan ia menjadi murid dari Socrates. Ia mengajar disebuah akademi pada usia sekitar 40 tahun-an.

Plato’s theory of ideas

Dalam teori ini, realita menjadi ide dasar. Ide tersebut berubah, terpisah dari materi, sempurna dan abadi. Teori Plato juga bisa terlihat dari segi bentuk maupun isinya. Ide-ide tersebut menjadi sebuah rumus, ataupun bentuk pola. Menurut Plato, materi dan bentuk merupakan dua hal yang berbeda.

Dalam psikologi modern, teori Plato tentang teori yang ideal terlihat memberi penekanan yang berlebihan pada konstruksi dan over evaluation dari proses abstraksi. Secara keseluruhan, teori ini dapat disimpulkan sebagai rencana yang setiap halnya dapat dikaitkan dengan pola atau modelnya dan polanya terpisah dari materi yang telah dibuat. Psikologi modern memiliki berbagai macam bentuk, ada yang verbal, matematis ataupun bergambar.

Seperti Socrates, dalam teorinya Plato membicarakan mengenai kejiwaan yang mencakup: kualitas moral manusia, pemikiran, dan perilaku dari beberapa jenis tindakan. Berpikir mengenai dualisme, Plato membedakan antara pikiran dan tubuh dengan cara memaksakan pembangunan Yunani kuno yang asing dan tidak terpikirkan. Sejak Plato agak skeptis terhadap data sensori, teorinya dipakai untuk mengukur sesuatu secara lebih solid.

Teori Plato memang paling dekat dengan fakta. Tulisan asli Plato banyak memiliki terjemahan, baik dari Yunani kuno, Arab, Latin, dan beberapa yang menginterpretasikan dualisme Plato melalui cara yang berbeda. Akan tetapi, “dunia ide” tidak bisa hanya diartikan dalam arti konseptual. Plato juga percaya jiwa sebagai material dan abadi. Konsep spiritual ini seharusnya mempertimbangkan pengecualian dari keyakinan dan sikap yang berlaku pada saat itu. Hal ini terdapat dalam doktrin Plato yang disebut reminisence.

Aristotle( 384-322 B.C.)

Aristotle adalah seorang psikolog pertama dan yang memiliki cara natural dalam menggambarkan mengenai psikologi. Psikologi mencapai puncaknya pada penulisan Aristotle. Ia lahir di Asia, dan merupakan salah satu murid Plato pada umur 17 tahun di akademi Athena. Setelah itu ia juga menjadi guru pribadi Alexander, tetapi kematian Alexander juga diikuti oleh serangan terhadap Aristotle. Ia melarikan diri ke Eurobea dan meninggal pada 322 B.C.. Teori Aristotle terbagi atas De Anima dan Parva Naturalia.

Aristotle’s four causes

Aristotle percaya kepada empat jenis penyebab: formal, efisien, final dan material. Penyebab material mengacu pada bagaimana sesuatu dibuat. Efisien mengacu pada sumber langsung, perubahan, atau gerakan. Final lebih ke inti atau bentuk dari sesuatu.

Aristotle’s metaphysics

Bagi Aristotle, sesuatu dibuat dari bentuk dan materi, tetapi kedua hal ini bukan merupakan suatu hal yang terpisahkan, melainkan hal yang tidak terpisahkan. Bentuk membuat manusia lebih dari binatang, tetapi materi membuat kita menjadi seorang individu yang khusus.

De Anima

De Anima adalah realisasi dari jiwa. Jiwa, sebagai sebuah wujud, tidak bisa dipisahkan dari organisme, namun merupakan fungsi dari organisme. Contohnya seperti melihat adalah jiwa dari mata. De Anima dibagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah pendahuluan dimana Aristoteles menjelaskan mengenai apa itu psikologi, permasalahannya, dan sejarahnya. Bagian utamanya berhubungan dengan kegiatan psikologis, dan yang terakhir membahas tentang aktifitas yang lebih kompleks.

Dalam makhluk hidup terdapat tingkatan jiwa atau fungsi. Tingkat paling bawah adalah jiwa nutritive atau vegetative. Tingkatan ini umum bagi semua makhluk hidup. Fungsinya adalah untuk nutrisi dan reproduksi (biologi).

Selanjutnya adalah sensing atau perceiving. Tingkatan ini umum bagi manusia dan binatang, namun tidak untuk tumbuhan. Hal ini adalah dasar bagi mengumpulkan informasi mengenai apapun. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan lain-lain. Aristoteles tidak melupakan media of contact, yang adalah sarana. Indera perasa dan sentuhan memiliki media of contactnya berupa badan/kulit. Indera penciuman sarananya adalah udara dan air, sedangkan untuk penglihatan dan pendengaran sarananya adalah udara. Informasi yang didapatkan melalui sensasi yang berbeda sekaligus dinamakan common sense. Misalnya kita dapat mengetahui bentuk kubus dengan melihat dan menyentuhnya.

Ketiga adalah motion. Tubuh yang hidup dapat bergerak tanpa adanya paksaan dari luar, yang berhubungan dekat dengan gerakan adalah hasrat. Hasrat ini muncul karena adanya kepuasan yang ingin dicapai. Manusia dapat digerakan (motivasi) oleh apa yang baik dan buruk. Aristoteles menyebut motivasi seperti ini sebagai keinginan (wish).

Imaginasi berada di tingkat pertengahan karena berhubungan dengan sensasi dan juga thinking & reasoning (tingkat paling tinggi). Remembering berhubungan dengan sensasi, karena agar sesuatu dapat diingat maka perlu dirasakan dulu sebelumnya. Ada faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu berjalannya waktu. Recollecting agak sedikit berbeda. Setiap kali kita me-recall, kita membangun proses yang telah terjadi sampai akhirnya kita mampu mengingat pengalaman tertentu. Sekarang kita menyebutnya association. Aristoteles menyebutkan 3 hukum asosiasi: (1) kemiripan suatu hal, (2) kebersamaan, dan (3) perlawanan.

Tingkatan paling tinggi adalah reasoning, yang hanya terbatas untuk manusia. Pertimbangan menjadi alat untuk mencapai tujuan. Pertimbangan lebih berhubungan dengan abstrak dan aspek ideal sesuatu.

The Hellenistic Period and the Decline of Greek Naturalism

Intelegensi orang-orang Yunani melebar karena penaklukan oleh Persia, India, dan Mesir. Hingga akhirnya terjadi kehancuran naturalisme Yunani menjadi cara berpikir lainnya. Naturalisme Yunani menghasilkan interpretasi dari jiwa yang subjektif dan spiritual. Sekolah merubah kepentingannya dari hal-hal politik menjadi moral. Tulisan orang-orang Stoic, Skeptics, Epicureans, dan Cynic berusaha untuk mencapai kebebasan manusia dari alam.

Pemimpin Epicureans adalah Epicurus. Menurutnya, tujuan dari manusia adalah mencari kebahagiaan. Pengajaran Epicureans ini adalah yang paling berhubungan dengan psikologi. Para Cynic menganjurkan penarikan kegiatan beradab. Menurut mereka masyarakat penuh dengan kemunafikan, iri hati, kesedihan, dan kebencian.

Pemimpin Skeptics adalah Pyrrho dari Elis. Seperti Plato mereka tidak percaya persepsi dari indera, namun mereka percaya pada bentuk murni. Kata scepticism berasal dari sifat berhati-hati menerima pengetahuan ini.

Dari yang sudah dijelaskan di atas, pengajaran yang paling tersebar luas ialah berasal dari Stoics. Pemimpin mereka adalah Epictetus dan kaisar Marcus Aurelius. Mereka menerima segala hal dengan semangat kepuasan. Sifat ini muncul dari kepercayaan bahwa dunia ini tertib dan mengeluh. Bersamaan dengan kepercayaan itu, ada determinisme bahwa what will be will be.

No comments:

Post a Comment