Blogger Layouts

Friday, May 6, 2011

Konflik Dengan Tokoh Otoritas

Dieksploitasi Ibunya Cari Duit, Arumi Bachsin Kabur ke KPA

JAKARTA (Pos Kota) – Menjadi artis terkenal dan banyak job ternyata tidak membuat Arumi Bachin bahagia. Gadis jelita yang baru berusia 15 tahun ini justru merasa tertekan, karena dieksploitasi ibunya untuk mencari uang.

Maka, Arumi pun kabur dari rumahnya, dan melapor ke Komnas Perlindungan Anak.

Menurut Aris Merdeka Sirait, Sekjen Komnas Perlindungan Anak (PA), aktris cantik Arumi Bachsin secara tiba-tiba mendatangi Komnas PA untuk meminta bantuan setelah terlibat konflik dengan orangtuanya dan meninggalkan rumah.

“Dia datang sendirian, sekitar pukul 10-11 malam. Dia minta pertolongan untuk sementara waktu dipisahkan dari orangtuanya, karena dia merasa tidak nyaman,” kata Aris Merdeka Sirait, Sekjen Komnas PA.

Menurut pengakuan Arumi kepada Aris, Arumi merasa terkekang dan kemerdekaannya terampas oleh orangtuanya. “Kedatangannya Komnas PA karena dia tahu tugas Komnas PA sebagai pelindung anak,” jelas Aris, seraya menambahkan untuk sementara waktu Arumi tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Anak di Jakarta Timur.

Menurut dia, saat datang ke Komnas PA kondisi Arumi dalam keadaan sehat, meski terlihat sedikit menyimpan amarah. “Kedatangannya untuk meminta bantuan mediasi karena sudah merasa tertekan dengan orangtuanya. Namun, tidak ada kekerasan yang terjadi terhadapnya,” jelasnya.

Selain meminta perlindungan ke Komnas PA, Arumi juga meminta perlindungan ke pihak kepolisian. Kak Seto, Ketua Komnas PA, mengaku saat ini pihak Komnas PA sedang mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah antara Arumi dengan orangtuanya.

“Pihak Polres menunjuk kami untuk melakukan mediasi antara Arumi dan orangtuanya. Sekarang kami sedang berusaha melakukan mediasi dengan keluarga Arumi,” kata Kak Seto.(anggara/rf/aw)

20 Nov 2010

Kabar terkini, katanya Arumi Bachsin Kabur Lagi . gosip ini lagi ramai diperbincangan malah kasus arumi Bachsin ini membawa KPAI dan pengacara, apa penyebab kabur lagi nya arumi ? Kejadian ini untuk kedua kalinya artis tersebut kabur dari rumah. Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak , Seto Mulyad mengatakan bahwa kasus ini lebih berat dari yang pertama saat arumi bachsin kabur dan ini murni masalah internal antara anak da orangtua , arumi bachsin tertekan dan masalahnya cukup berat ujar ketua KPAI. Penyebab Arumi Bachsin Kabur Lagi. Berita Terbaru ternyata penyebabnya Kali ini adalah keinginan ibunya yang hendak menjodohkan arumi bachsin dengan seorang pria berusia 30- an tahun.karna arumi tida berani menolak akhirnya jalan yang dia tempuh adalah kabur, jadilah cerita menyeruak bahwa arumi bachsin kabur lagi , karna memang hal ini kejadian keduakali nya . Awal Cerita Arumi Bachsin Kabur Lagi. Dara 16 tahun itu diajak ke kota kudus untuk dipertemukan dengan pria pilihan sang bunda . Menurut Arumi, seperti dituturkannya kepada kepada Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI ) Hadi Supeno, dia akan dijodohi dengan pria itu inilah penyebab utama Arumi Bachsin Kabur Lagi.Arumi mengaku tidak berani menolak keinginan orangtuanya itu. Rupanya sesampai di sana, Arumi diajak berlibur ke Singapura , berdua saja dengan si pria. Sedangkan , ibunya tetap berada di Kudus .sesampainya di Singapura, si pria itu mulai melakukan hal -hal yang menjurus tidak senonoh terhadap Arumi . Lebih - lebih, karena pria itu ternyata hanya memesan satu kamar . Artinya , mereka harus tidur bersama . ternyata Arumi menghubungi pacarnya Miller ( pake sms ucapan selamat malam romantis kali ). Sang pacar pun datang untuk memastikan bahwa Arumi tidak akan diganggu. Akhirnya disepakati , si pria dari Kudus memesan dua kamar . Merasa situasi sudah cukup aman, Miller pun pergi. karena situasi sudah sama -sama tidak enak , si pria pun membatalkan rencana liburan itu dan mengajak Arumi kembali ke Jakarta , hari itu juga.Arumi tak langsung dipulangkan ke rumah orangtuanya melainkan dibawa ke hotel. Sehingga Arumi berusaha menghindar lagi untuk Arumi Bachsin Kabur Lagi . Gadis itu memutar otak , dan menemukan cara untuk melarikan diri. Kira- kira pukul 8 malam dia menyuruh si pria membeli sesuatu. Begitu pria itu pergi, Arumi pun kabur. Bak adegan dalam film, Arumi mencari pintu alternatif, terus berjalan sampai jauh sekali, sampai menjelang pagi. Setelah itu dia berhasil menghubungi KPAI untuk memperoleh perlindungan. Saat ini, KPAI menyembunyikan Arumi di tempat yang mereka rahasiakan. Pendapat Arumi Bachsin Kabur Lagi Harus dicari penyeselesainnya karna anak dan orangtua tetap satu gak bisa terpisahkan, tidak ada namanya bekas anak atau bekas orangtua, semoga kak seto selalu perantara damai bisa memberikan solusi yang terbaik, kami selaku orang luar tidak bisa berkomentar apa-apa mengenai permasalahan intern ini, semoga tidak ada cerita bagian tiga arumi bachsin kabur lagi ketiga.

PEMBAHASAN

Menurut artikel yang kami temukan di atas, dapat dijelaskan bahwa Arumi sedang mengalami adolescent rebellion. Hal ini terlihat dari konflik yang terjadi dalam hidup Arumi yang mempunyai penekanan ke konflik keluarga dan emosi-emosinya masih kacau, suka memberontak. Sikap Arumi yang seperti ini juga disebabkan oleh orang tua Arumi yang lebih mendidik mereka dengan cara pendidikan authoritarian. Orang tuanya memaksakan Arumi untuk mengikuti segala perintahnya. Pada kasus di atas contohnya sewaktu Arumi disuruh untuk mau dijodohi oleh pria lain.

Menurut Arnette (1999) dan Peterson (1993), anak remaja di budaya barat memiliki waktu-waktu yang sulit pada mereka menjalani masanya. Mereka bertemu dengan berbagai konflik dalam keluarga dan depresi. Konflik-konflik ini mengakibatkan anak remaja di Barat lebih ingin merasakan kebebasan. Arumi yang memiliki darah keturunan orang barat juga memiliki sikap yang seperti itu. Hal ini berbeda dengan kebudayaan orang timur yang harus mengikuti kebudayaan yang ada. Sikap yang selalu ingin bebas ini ternyata mempengaruhi Arumi sampai pada akhirnya ia kabur dari orang tuanya. Kasus kabur ini juga dipengaruhi oleh mood swing yang lebih intensif pada awal remaja. Mood swing ini membuat Arumi lebih berani untuk pergi dari rumah tanpa memikirkan akibat-akibat yang diperoleh setelah ia kabur dari rumah. Mood swing ini lebih mungkin terjadi karena pada masa remaja lebih sering mengalami stres yang terkait dengan pubertas.

Menurut Arnette (1999), konflik pada remaja akan semakin meningkat seiring berjalannya pertumbuhan. Pernyataan ini didukung dengan penjelasan seperti berikut, para remaja pada masanya lebih banyak memiliki konflik dalam lingkungannya. Hal ini berarti kebebasan mereka dipaksa untuk tidak keluarkan. Kondisi yang seperti ini mengakibatkan para remaja semakin mencari kebebasan untuk dirinya sendiri. Akhirnya kasus kabur dari rumah seperti Arumi pun dapat terjadi.

Pada kasus Arumi, konflik lebih banyak terjadi dengan ibu. Hal ini didukung oleh Greenberger & Chen (1996) yang mengatakan bahwa orang tua Asia dan Amerika memiliki konflik lebih sering terjadi dengan ibu daripada ayah dikarenakan rata-rata orang lebih dekat kepada ibu dibandingkan ayah. Oleh karena itu semakin dekat semakin memungkinkan untuk terjadi konflik.

Menurut Fulgni & Ecoles (1993), orang tua yang menggunakan authoritarian parenting akan membuat anak-anaknya kehilanan sosok orang tua yang lemah lembut, dan suka memberikan kasih sayang. Pada akhirnya remaja akan mencari sesosok teman atau pria yang menurutnya dapat menggantikan sosok orang tuanya. Hal ini terjadi pada Arumi, dikarenakan orang tuanya menggunakan authoritarian parenting, ia mencari sesosok pacar yang lebih tua darinya, Miller.

Menurut Shulman & Kopnis (2001), kepercayaan dan dukungan menjadi pandangan yang penting dalam hubungan romantic. Pada kasus ini, Arumi memiliki kepercayaan kepada Miller karena Miller merupakan pacarnya. Oleh karena itu ia langsung menelpon pacarnya ketika ia sedang di Singapura.

Untuk mengatasi hal ini, seharusnya orang tuanya Arumi menggunakan authoritative parenting agar ia lebih bisa mendengarkan dan menjelaskan dengan bernegosiasi dengan anaknya.

Kasus Arumi ini masih termasuk hal yang normal karena ketika kita memasuki masa remaja, frekuensi kita bertemu dengan orang tua akan lebih sedikit dan kita akan lebih memilih bersama dengan sekelompok orang yang memiliki kesamaan serta mengerti kondisi kita. (Elizabeth, 1987)

Daftar Pustaka:

Elizabeth (1987). Child Development 6th edition. New Jersey: Mc. GrawHill

No comments:

Post a Comment