Blogger Layouts

Friday, May 6, 2011

Analisis Cerpen “Ratap Gadis Suayan”

MicrosoftInternetExplorer4
  1. Unsur Interensik

1. Tema

Tema cerpen “Ratap Gadis Suayan” adalah sesuatu yang nampak di dalam kehidupan kita tidak selalu benar adanya.

Ulasan Tema

Tema cerpen ini cukup menarik. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat kita saat ini yang hanya melihat seseorang dari luar saja. Pada cerpen ini, ditunjukan melalui tokoh Raisya bahwa tidak semua yang dilakukan olehnya merupakan kehendak dan gambaran mengenai dirinya. Misalnya saja di saat ia sedang meratap. Dikarenakan meratap merupakan pekerjaannya, ia harus melakukannya dengan baik. Namun, bagi mereka yang tidak mengetahui bahwa meratap hanya pekerjaannya, mungkin akan bertanggapan bahwa Raisya merupakan seseorang yang tidak tegar dalam menghadapi kenyataan. Oleh karena itu, cerpen ini menunjukan kepada kita untuk tidak melihat seseorang dari luarnya saja.

2. Alur

Cerita ini diawali dengan penggambaran seorang gadis yang bernama Raisya yang sedang bekerja untuk meratapi setiap orang yang meninggal. Kemudian cerita dilanjutkan dengan penyebab yang membuat orang-orang gampang mengingat dusun Suayan yang tidak bukan ialah tempat tinggal Raisya. Lalu pada suatu hari, ada seseorang yang ingin menjadikan anak Raisya yang bernama Laila menjadi istrinya. Permintaan tersebut langsung ditolak oleh Raisya. Hal tersebut dikarenakan, ia tidak ingin anaknya bernasib sama dengan dirinya. Akhirnya Raisya menceritakan kembali bagaimana perjalanan hidupnya sampai ia bisa jadi seperti sekarang ini. Ternyata ia disakiti oleh suaminya sendiri yang bernama Nurman. Nurman meninggalkan ia dan menikah dengan gadis lain. Cerita ini diakhiri dengan meninggalnya Nurman dan Raisya harus kembali melakukan pekerjaannya yaitu meratap.

Ulasan Alur

Alur cerpen “Ratap Gadis Suayan” adalah alur campuran. Hal ini dapat terlihat pada awal cerita yang menggunakan alur maju. Namun pada pertengahan sewaktu Raisya menceritakan kembali bagaimana perjalanan hidupnya sampai ia dapat seperti saat ini, menggunakan alur flash back. Tetapi setelah penceritaan tersebut, alur maju kembali digunakan. Dengan penggunaan alur seperti ini, cerpen ini sudah cukup berhasil menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

3. Penokohan

Ada beberapa tokoh yang mendukung cerpen “Ratap Gadis Suayan”. Tokoh-tokoh tersebut adalah :

a. Raisya : Merupakan tokoh utama dalam cerpen ini. Tokoh ini memiliki pekerjaan sebagai tukang ratap. Pada cerpen, ia berperan sebagai janda beranak satu. Raisya berasal dari Dusun Suayan. Ketika ia masih muda, ia dipersunting oleh Nurman. Tokoh ini juga merupakan bintang kaidah semasa sekolahnya dulu. Ia dikenal mempunyai napas panjang, suara tinggi dan nyaring. Tartil yang ia miliki juga seperti tartil orang arab. Tokoh ini merupakan salah satu contoh mama yang baik. Hal ini dibuktikan dari ketidak inginannya ia apabila anaknya memiliki nasib yang sama seperti dirinya.

b. Laila : Merupakan anak semata wayang Raisya. Tokoh ini merupakan tokoh pembantu dan pelengkap. Tokoh ini memiliki raut muka yang sama dengan raut muka ibunya.

c. Datuk Pucuk : Merupakan penghulu suku Pilawas yang tidak lain merupakan suku Raisya. Tokoh ini merupakan satu-satunya keluarga Raisya yang tersisa. Namun, tokoh ini memiliki sikap yang licik. Hal ini terbukti ketika ia menguasai empat bidang ladang peninggalan orang tua Raisya. Selain itu, ia juga menukar pernikahan Raisya dengan uang.

d. Nurman : Merupakan tokoh yang berperan sebagai mantan suami Raisya. Dalam cerpen, diperlihatakan tokoh ini sebagai tokoh yang kaya. Hal ini terbukti ketika ia meminang Raisya dengan 2 ekor sapi jantan. Tokoh ini digambarkan sebagai pria yang suka menikah dengan wanita muda dan mempunyai banyak mantan istri. Tokoh ini juga tidak mempunyai tanggung jawab. Terbukti ketika ia meninggalkan Raisya sendiri dengan bayinya dan tidak member nafkah sedikit pun kepada Raisya.

e. Mak Sima : Tokoh ini berperan penting dalam kehidupan Raisya. Apabila tidak ada tokoh ini, bisa jadi Raisya tidak akan seperti saat ini menjadi tukang ratap di setiap kepergian seseorang. Tokoh ini lah yang mewariskan kepandaian meratap kepada Raisya. Tokoh ini merasa terpanggil untuk meringankan beban Raisya.

f. Bunaiya : Tokoh ini hanya tokoh pelengkap pada cerita. Tokoh ini merupakan sahabat karib Raisya sewaktu bersekolah dulu. Tokoh ini juga merupakan pengganti Raisya sebagai istri muda Nurman.

4. Latar / Setting

a. Latar Tempat

Peristiwa dalam cerpen “Ratap Gadis Suayan” terjadi di suatu pedesaan. Hal ini dikarenakan, masih adanya saling peduli antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Misalnya pada saat ada kematian terjadi di daerah ini, masyarakat pada daerah ini langsung bergotong royong membantu keluarga yang sedang mengalami kesedihan itu. Hal tersebut hanya dapat dilakukan di suatu desa atau perkampungan yang memiliki daerah lingkup masyarakat yang kecil. Bayangkan apabila di perkotaan, hal tersebut tidak dapat dilakukan karena daerah lingkup yang besar dan masyarakat perkotaan biasanya jauh lebih memiliki kesibukan dibandingkan masyarakat pedesaan.

b. Latar Waktu

Peristiwa dalam cerpen “Ratap Gadis Suayan” terjadi di kalangan masyarakat yang masih belum terpengaruh perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan pada saat meminang calon istrinya, pihak laki-laki masih menggunakan bayaran hewan ternak dan petak sawah. Seharusnya apabila sudah terjadi perkembangan dari pengaruh zaman, yang biasanya digunakan untuk meminang yaitu perhiasan dan uang.

5. Pesan

Pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui karyanya adalah :

o Jangan memandang seseorang hanya dari setiap perilaku yang ia tampilkan di masyarakat.

o Seorang ibu yang baik tidak akan membiarkan anaknya mengalami nasib yang sama dengan nasib buruk dirinya.

o Seorang ibu juga akan berupaya dengan keras untuk membiayai hidup anaknya. Meskipun pekerjaannya tidak normal namun yang penting halal.

Ulasan Pesan

Pesan di atas cukup baik dan cocok untuk masyarakat kita sekarang ini. Mengingat banyak sekali orang yang hanya memandang seseorang dari setiap prilaku yang orang tersebut tampilkan di masyarakat. Namun seharusnya, kita memandang seseorang tersebut jauh ke pada prilaku yang sebenarnya ia lakukan dengan tulus dari hatinya. Selain itu, melalui cerpen ini kita juga dapat melihat betapa kerasnya usaha seorang ibu untuk membesarkan anaknya dengan mengharapkan masa depan anaknya akan bagus.

  1. Unsur Ekstrinsik

1. Penyajian

Cerpen ini termasuk cerpen yang cukup menarik. Gambar dalam cerpen ini juga cukup mendukung konteks cerita. Dalam gambar, terlihat dua orang wanita yang nampak seperti Raisya dengan anaknya. Disamping gambar tersebut, terdapat juga seorang laki-laki yang sedang melihat ke arah mereka. Laki-laki tersebut sepertinya seorang lelaki yang hendak meminang Laila. Disamping laki-laki tersebut, terdapat gambar dua ekor sapi. Gambar ini menandakan jumlah hewan yang diberikan oleh Nurman untuk meminang Raisya. Diluar penjelasan tersebut, terdapat suatu gambar yang cukup sulit untuk dimengerti apa artinya. Gambar tersebut ialah gambar tangan berjumlah empat dan terdapat seorang pria yang sedang naik gajah yang dibawa oleh tiga orang.

2. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini cukup mudah dimengerti. Kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat cukup baku dengan susunan yang baik. Mungkin hanya ada satu kata yang tergolong tidak baku yaitu kata ‘berak’ yang muncul diakhir cerita. Seharusnya kata ini dapat diganti dengan kata ‘buang air besar’.

3. Hubungan dengan kehidupan masyarakat

Hubungan cerpen ini dengan kehidupan masyarakat adalah menggambarkan bagaimana kerasnya usaha sang ibu untuk membiayai kehidupan anaknya. Hal seperti ini lah yang membuat cerita ini cocok untuk diangkat menjadi cerpen.

1 comment: