Blogger Layouts

Friday, May 6, 2011

Analisis Cerpen “Kartu Pos dari Surga”

MicrosoftInternetExplorer4
  1. Unsur Interensik

1. Tema

Tema cerpen “Kartu Pos dari Surga” adalah kepercayaan seseorang yang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Ulasan Tema

Tema cerpen ini cukup menarik. Hal ini disebabkan karena pada masa seperti ini, kepercayaan sangat sulit untuk diciptakan. Khususnya Jakarta, sebagian masyarakat Jakarta sudah berfikir jauh ke depan. Sehingga mereka akan berfikir kearah untung dan ruginya suatu masalah dan tindakan yang dilakukan. Oleh karena itu, sebagian masyarakatnya juga dapat dikatakan sebagai masyarakat yang licik. Misalnya, ketika seseorang baik ke orang lain. Ternyata ia memiliki tujuan untuk diberi sesuatu oleh orang tersebut. Hal itu merupakan suatu keuntungan bagi yang meminta dan suatu kerugian bagi yang diminta. Apabila semua telah mempunyai pemikiran seperti ini, maka hal yang wajar apabila kepercayaan seseorang susah untuk diciptakan. Dalam cerpen ini, ditunjukan bahwa suatu kepercayaan yang kuat akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan kita saat itu. Oleh karena itu, cerpen ini mengajari kita bahwa suatu kepercayaan tidak akan berakhir dengan sia-sia apabila kepercayaan kita itu kuat. Misalnya saja, kita percaya dan yakin kalau seseorang dapat berubah menjadi baik. Dengan menunggunya waktu, kepercayaan tersebut dapat saja terjadi.

2. Alur

Cerita ini dimulai dengan kedatangan seorang gadis kecil yang bernama Beningnya dengan tergesa-gesa. Sesampainya di depan rumah, Beningnya mendapati kotak pos yang kosong. Kemudian ia bertanya mengenai kartu pos kepada Sari yakni pembantunya. Sari yang kebingungan tidak tahu harus menjawab apa. Malamnya, Marwan yang tidak lain ayah dari Beningnya ditanya oleh Beningnya. Ia bertanya mengenai kartu pos dari Mamanya. Dengan berbagai alasan, Marwan menjawab pertanyaan tersebut. Seketika ia teringat istrinya yang suka mengirimkan kartu pos kepada anaknya apabila ia sedang bekerja. Tiba-tiba pintu terketuk dan membuat Marwan bangkit. Ternyata itu Beningnya yang membawa kotak kayu pemberian mamanya untuk menyimpan kartu pos. Ia tidak bisa tidur dan minta diantar ke rumah tukang pos. Marwan tiba-tiba berpikir, bagaimana caranya ia untuk memberi tahukan bahwa sebenarnya mamanya sudah meninggal dalam perjalanan. Keesokan harinya, Marwan menuliskan kartu pos untuk anaknya. Ia berharap anaknya mengira kartu pos tersebut berasal dari mamanya. Ternyata anaknya mengetahui bahwa kartu pos tersebut bukan tulisan mamanya. Mata Beningnya berkaca-kaca. Cerita ini diakhiri dengan kemunculan cahaya yang terang keperakan di kamar Beningnya dan ternyata cahaya tersebut menjadi penanda sebagai kedatangan mama Beningnya ke hadapan anaknya tersebut.

Ulasan Alur

Alur cerpen ini adalah alur campuran. Hal ini dapat dilihat dari perkenalan cerita yang menggunakan alur maju. Kemudian, ditengah cerita sang ayah menceritakan kembali (flash back)bagaimana Ibu Beningnya melewati masa anak-anak dengan selalu dikirimkan kartu pos oleh ayah ibunya itu. Setelah itu, alur yang digunakan adalah alur maju. Alur campuran ini sudah cukup berguna untuk memberitahukan kepada para pembaca apa yang menjadikan ibu Beningnya selalu mengirimkan kartu pos kepada anaknya. Apabila cerpen ini tidak menggunakan alur campuran, mungkin cerpen ini akan membuat pembaca bingung dan menjadi tidak menarik.

3. Penokohan

Ada beberapa tokoh yang mendukung cerpen “Kartu Pos dari Surga”. Tokoh-tokoh tersebut adalah :

a. Beningnya : Merupakan tokoh utama dalam cerpen ini. Ia selalu menanti kartu pos dari mamanya. Tokoh ini masih play group dan ia sangat menyukai kartun Pokoyo. Sifat dari tokoh ini pada cerpen yaitu baik, mempunyai keyakinan atas kepercayaannya, cerdas. Hal tersebut terbukti ketika Beningnya mendapatkan kartu pos, ia mengetahui bahwa kartu pos itu bukan tulisan mamanya.

b. Marwan : Merupakan tokoh yang berperan sebagai Ayah dari Beningnya. Tokoh ini tidak ingin anaknya mengetahui keadaan Ibunya yang sebenarnya. Ia juga tidak ingin anaknya terus bersedih. Pada cerpen, tokoh ini merasa kesulitan untuk memberitahu kepada anaknya mengenai keadaan Ibunya yang sebenarnya. Tokoh ini juga selalu berusaha untuk menghindari menjawab langsung pertanyaan dari Beningnya.

c. Ren : Merupakan tokoh yang berperan sebagai Ibu Beningnya. Tokoh ini ingin agar anaknya merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang dirasakannya ketika ia mendapat kartu pos dari ayahnya. Pekerjaan tokoh ini, membuatnya sering berpergian jauh dan lama. Tokoh ini memiliki kegemaran mengirimkan kartu pos dari daerah yang disinggahinya.

d. Sari : Merupakan salah satu tokoh pembantu yang berperan sebagai pembantu rumah Beningnya. Ia memiliki sifat yang baik hati dan tidak menginginkan anak majikannya bersedih.

e. Ita : Merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai teman kantor Marwan. Tokoh ini memberikan saran kepada Marwan mengenai cara menyampaikan tentang keadaan ibunya kepada sang anak.

4. Latar / Setting

a. Latar Tempat

Peristiwa dalam cerpen “Kartu Pos dari Surga” terjadi di suatu daerah yang sudah termasuk modern. Rincian daerah tersebut ialah sebagai berikut :

- Sekolah : Tempat yang hampir setiap hari dikunjungi oleh Beningnya untuk bersekolah. Di tempat ini pula, Beningnya sibuk membayang-bayangkan gambar kartu pos dari mamanya.

- Rumah Beningnya : Tempat Beningnya setiap hari tinggal. Terdapat Marwan dan Sari pula didalamnya. Di rumah ini tepatnya di kamar Beningnya, merupakan tempat pertama Ren setelah kejadian tersebut menampakan diri ke Beningnya.

b. Latar Waktu

Peristiwa dalam cerpen “Kartu Pos dari Surga” terjadi di kalangan masyarakat yang cukup modern. Karena pada cerpen dikatakan bahwa sudah ada HP pada saat itu.

Ulasan Latar / Setting

Latar cerpen “Kartu Pos dari Surga”, baik latar tempat dan latar waktu, sangat cocok dan mendukung tema. Latar tempat pada cerpen ini menggambarkan suatu keadaan normal yang sudah biasa di kunjungi oleh kalangan masyarakat yaitu sekolah dan rumah. Latar yang termasuk biasa ini cukup mendukung kejadian dalam cerpen. Misalnya disaat Ibunya menampakan diri. Latar yang digunakan yaitu kamar Beningnya. Latar yang seperti ini yang menyempurnakan cerita. Karena para pembaca mengetahui bahwa kamar adalah tempat anak untuk bermain. Sehingga penulis memunculkan kamar sebagai latar untuk kemunculan ibunya tersebut. Latar yang pas dan tidak berlebihan ini membuat latar dalam cerpen ini menjadi sangat cocok.

5. Pesan

Pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui karyanya adalah :

- Kepercayaan harus dilakukan bersama keyakinan.

Ulasan Pesan

Pesan di atas cukup baik dan cocok untuk masyarakat kita sekarang ini. Mengingat banyak sekali orang yang sudah tidak mempunyai keyakinan dan kepercayaan di dalam hidupnya.

  1. Unsur Ekstrinsik

1. Penyajian

Cerpen ini termasuk cerpen yang cukup menarik. Gambar dalam cerpen ini juga mendukung konteks cerita, dimana terdapat banyak perangko dan kartu pos didekat seorang anak perempuan yang sedang menggunakan rok. Anak perempuan tersebut juga sedang memegang beberapa kartu pos dan perangko. Pada perangko yang dipegang anak tersebut, terdapat gambar mata yang sedang mengeluarkan air mata. Gambar ini menandakan kesedihan anak ini yang berhubungan dengan perangko dan kartu pos tersebut.

2. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini cukup mudah dimengerti. Kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat baku dengan susunan yang baik.

3. Hubungan dengan kehidupan masyarakat

Hubungan cerpen ini dengan kehidupan masyarakat adalah suatu hubungan antara ibu dan anak yang menggambarkan bahwa kerinduan seorang anak kepada ibunya dapat menimbulkan suatu kepercayaan dalam diri anak tersebut dan berlanjut ke keyakinan anak tersebut akan kehadiran ibunya.

No comments:

Post a Comment