Blogger Layouts

Monday, February 14, 2011

PENAMBANG CILE

ψ Penggambaran Kasus

Pada tanggal 5 Agustus 2010, suatu kecelakaan di pertambangan tembaga dan emas San Jose, Gurun Atacama, Cile terjadi. Kecelakaan tersebut terjadi karena jatuhnya karang yang menyebabkan ambruknya terowongan utama dari pertambangan tersebut. Hal ini menyebabkan, 33 penambang terkurung di kedalaman kurang lebih 700 meter dari permukaan tanah.

Tujuh belas hari mereka tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Selama itu, mereka hanya tinggal di suatu ruangan penyelamat sebesar 50m2. Mereka mengonsumsi sisa makanan dengan jumlah yang hanya cukup untuk dua sampai tiga hari. Beruntungnya ada seorang penambang yang bernama Luiz Urzua. Ia menjadi pemimpin kelompok tersebut. Urzua mengatur jatah makanan para penambang agar mereka mendapat bagian makanan yang adil. Pada akhirnya, sisa makanan tersebut dapat digunakan selama dua minggu. Mereka hanya makan dua sendok penuh tuna, setengah biskuit, dan setengah gelas susu dalam setiap 48 jam. Hal ini terus berlangsung sampai akhirnya persediaan makanan mereka sudah hampir habis dan tidak ada satu pun pertolongan yang terdengar ke telinga mereka. Para penambang saling memberi semangat untuk rekan-rekannya. Mereka juga bercerita mengenai keluarga. Akan tetapi, lama-kelamaan para penambang mulai pasrah akan hidupnya. Mereka berpikir untuk mati saja, namun mereka tidak pernah mau bunuh diri dan mereka selalu percaya bahwa Tuhan ikut menyertai penderitaan mereka.

Tujuh belas hari setelah para penambang terperangkap, mata bor dari tim penyelamat akhirnya muncul di dekat tempat perlindungan mereka. Para penambang mengirim pesan kepada tim penyelamat melalui mata bor tersebut. Para penambang mengabarkan bahwa mereka masih selamat dan butuh pertolongan. Tim penyelamat yang mengetahui hal tersebut kemudian memperbesar lubang mata bor agar bisa berkomunikasi lagi dengan para penambang. Lubang yang membentuk terowongan kecil digunakan tim penyelamat untuk mengirimkan video, makanan, obat serta bahan-bahan lain yang bermanfaat bagi para penambang. Makanan yang dikirim mengandung glukosa tinggi serta jatah makanan dibatasi oleh anjuran dokter. Hal ini dilakukan agar berat badan para penambang tetap terjaga sehingga tidak mengalami kesulitan untuk ditarik ke permukaan.

Rencana penyelamatan para penambang telah dilakukan sejak hari pertama tambang itu runtuh, yaitu pada tanggal 5 Agustus 2010. Usaha penyelamatan mulai dilakukan oleh pemerintah Cile tanpa mengetahui kondisi ketiga puluh tiga penambang masih selamat atau tidak. Setelah mengetahui kondisi para penambang yang ternyata masih selamat, penyelamatan pun dilanjutkan dengan memikirkan cara untuk menyelamatkan mereka. Tenaga-tenaga ahli didatangkan dari luar negeri. Presiden Cile, Sebastian Pinera, juga meyakinkan para penambang untuk tetap bertahan hidup karena ia akan menyelamatkan mereka dengan berbagai cara.

Para penambang berhasil dikeluarkan dari bawah tanah melalui teknologi yang canggih dan kerja sama dari tim penyelamat. Operasi penyelamatan dilakukan dengan menggunakan tabung yang diberi nama Phoenix. Tabung ini lebarnya seukuran bahu orang dewasa. Setiap penambang memerlukan waktu 20-30 menit untuk diselamatkan. Urutan penyelamatan juga sudah ditentukan oleh tim penyelamat. Para penambang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok sehat, sakit, dan kuat. Urutan penyelamatan juga ditentukan oleh tim penyelamat. Penambang yang memiliki kondisi fisik yang sehat diselamatkan paling awal kemudian dilanjutkan dengan kelompok sakit dan kelompok kuat. Sesampainya di permukaan, para penambang disambut oleh keluarga dan rekan-rekan mereka. Mereka juga sudah ditunggu oleh para media untuk menceritakan mengenai pengalaman mereka di bawah sana. Sesaat setelahnya, mereka dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa fisiknya. Operasi penyelamatan menghabiskan dana sekitar 190 milyar.


ψ Analisis

Ketika para penambang terjebak selama 17 hari tanpa ada komunikasi dengan dunia luar, mereka mengalami emosi primer seperti takut dan cemas. Ketakutan dan kecemasan yang dialami oleh para penambang ini terlihat dari pernyataan Mario Sepulveda (dalam Raharjo, 2010) yang berkata,

''Kami berada di kegelapan. Panas itu menyiksa. Kita semua merasakan setan ada di sana bersama kami. Kami berdoa dan berdoa. Ini adalah lubang gelap hitam. Kami dikubur hidup-hidup. Kami semua sangat takut. Kami memohon Tuhan untuk membantu. Kami khawatir mati kelaparan atau air akan habis dan kami akan mati mengenaskan karena dehidrasi.''

Ketakutan dan kecemasan ini disebabkan karena keterlibatan kognisi pada pembentukan emosi. Kognisi yang terbentuk diawali oleh persepsi dari setiap penambang. Salah satu persepsi mereka dapat dilihat dari pernyataan Mario di atas yang mengatakan bahwa para penambang khawatir jika mereka akan mati mengenaskan. Dari persepsi ini, emosi yang ditimbulkan oleh para penambang menjadi ketakutan dan kecemasan.

Para penambang beruntung karena mereka memiliki pemimpin seperti Luis Urzua. Dalam ketakutan dan kecemasan yang dihadapi oleh para penambang, Luis Urzua masih dapat bersikap tenang dan berusaha untuk memotivasi teman-temannya. Berdasarkan pernyataan ini, bisa dikatakan bahwa motivasi yang terjadi berasal dari teman-teman. Oleh sebab itu, motivasi ini digolongkan sebagai motivasi yang terjadi antar pertemanan atau biasa disebut dengan companionate love.

Motivasi lainnya berasal dari penambang yang bernama Jimmy Sanchez. Jimmy mengatakan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya beserta teman-temannya (“Sukacita Sambut”, 2010). Perkataan Jimmy juga bisa dikatakan sebagai reappraising the situation, karena ketika Jimmy stres, ia mencoba untuk berpikir diluar stres tersebut kalau Tuhan tidak akan meninggalkan mereka. Dari pemikiran ini, Jimmy jadi mengubah perasaan yang tadinya takut dan cemas menjadi lebih tenang.

Ada juga bentuk motivasi yang berasal dari diri para penambang, salah satunya Mario. Mario masih bertahan hidup di dalam tambang karena ia ingat dengan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut,

''Pikiran yang ada dalam otak saya, saya tidak ingin mati sebelum anak-anak menyelesaikan pendidikannya. Kedengarannya itu seperti pemikiran gila, tapi itu begitu penting bagi saya.''

Dari perkataan Mario tersebut, dapat dikatakan bahwa ia mendapatkan motivasi dari luar yang biasa disebut dengan extrinsic motivation. Pada kasus ini, Mario berusaha untuk tetap hidup dengan memotivasi diri sendiri. Apabila ia hidup, ia bisa bertemu dengan anak-anaknya dan menyelesaikan pendidikan mereka. Mereka juga bisa termotivasi untuk tetap hidup dengan melakukan recall mengenai kenangan bersama istri dan keluarganya saat mereka mengalami masa-masa indah.

Para penambang mempunyai cara tersendiri untuk menghindari stres. Salah satu caranya adalah dengan coping with friends. Pada coping with friends, para penambang saling bertukar pikiran dengan penambang lainnya serta sesekali bercanda tawa. Para penambang bercerita mengenai istri-istri mereka. Ada cerita lucu dari salah satu penambang bernama Barios. Barios ternyata memiliki istri sah dan seorang kekasih gelap. Hal ini membuat para penambang tertawa dan bisa menghibur mereka untuk sementara waktu. Ada seorang penambang bernama Mario Sepulveda yang dikenal sebagai joker. Ia pandai menghibur penambang lainnya. Selain untuk menghibur, ia melakukannya untuk menyemangati teman-temannya yang ikut terjebak. Hal ini dapat dilihat dari perkataan Mario berikut ini,

''Saya seorang humoris. Ketika semangat yang lain sedang jatuh, saya akan mengeluarkan lelucon. Saya tahu sangatlah penting untuk terus bercanda. Kalau saya tidak bergurau, itu sama saja membiarkan mereka patah semangat.''

Ada pula pernyataan lain dari Mario (dalam Raharjo, 2010),

''Jika seseorang merasa jatuh perasaannya, yang lain bersatu menghiburnya. Setiap hari, emosi penambang bergantian menjadi buruk. Setiap kali itu terjadi, kami bersama-sama mencoba menjaga moral. Kami yang lebih tua merawat penambang yang lebih muda. Kami sadar bila ada anggota yang bermasalah, kita semua akan hancur. Adalah penting untuk tetap menyibukkan diri dan percaya bahwa kita akan diselamatkan.”

Kepribadian Mario yang suka menghibur, ternyata tidak sepenuhnya dijalankan Mario dengan sepenuh hati. Kadang kala ia sedih memikirkan hidupnya yang berada di jurang kematian. Ia sering menangis. Akan tetapi, ia menyembunyikan hal tersebut karena ia tidak mau teman-temannya melihat dirinya ketika bersedih. Hal seperti ini dapat dikatakan sebagai emotion of work. Buktinya dapat dilihat dari perkataan Mario (Raharjo, 2010) seperti berikut ini,

''Tapi saya akan turun, mencari tempat di terowongan, sehingga mereka tidak akan melihat saya menangis. Saya harus tetap kuat karena saya sudah dikenal sebagai seorang yang lucu. Saya harus menjaga reputasi itu demi menjaga semangat.''

Setelah 17 hari tidak ada komunikasi, ternyata pada hari ke-18, mereka melihat mata bor dari tim penyelamat menembus tempat mereka berlindung. Hal ini membuat para penambang merasakan kembali emosi primer yang lainnya seperti bahagia dan sedih terharu. Selain itu, banyak motivasi-motivasi yang diberikan tim penyelamat dari atas permukaan terhadap para penambang. Salah satunya berasal dari Presiden Cile, Sebastian Pinera. Ia mengatakan kepada para penambang untuk tetap tenang karena berapapun biayanya, ia akan menyelamatkan mereka. Hal ini tertulis pada Kompas tanggal 15 Oktober 2010 di halaman enam belas. Perkataan Pinera tersebut membuat para penambang lebih optimis.

Motivasi lainnya berasal dari keluarga, masing-masing penambang diberikan satu surat dari keluarganya dari atas permukaan. Suratnya berisi kalimat-kalimat yang dapat membangkitkan semangat para penambang untuk tetap optimis dalam menjalani kehidupan (Merdeka, 2010). Menteri Pertambangan Laurence Golborne menyatakan, mengirim surat kepada para penambang yang terperangkap di bawah tanah sangat penting untuk memberikan semangat, mengingat operasi penyelamatan masih berlangsung tiga hingga empat bulan lagi.

Selain surat dan berbagai dukungan yang diberikan kepada para penambang, mereka juga diberikan berbagai fasilitas yang mungkin diperlukan di bawah tambang. Seperti rekaman video pertandingan bola, sikat gigi, kertas, pensil, dan masih banyak lagi. Hal ini berguna untuk menyibukan diri mereka dan termasuk dalam reappraising the situation pada coping with stres. Dengan diberikannya video, kertas, pensil, dan fasilitas-fasilitas lainnya, mereka bisa berpikir kalau masih ada yang peduli dengan mereka dan akhirnya mereka dapat mengubah mood mereka dari takut dan cemas, menjadi lebih terhibur. Seperti salah satu penambang yang bernama Richard Villarroel yang berkata bahwa sebelum ada komunikasi dari luar, ia sempat pasrah tidak akan pernah melihat bayi yang ditunggunya (“Sempat Terpikir”, 2010). Akan tetapi, ketika mulai ada komunikasi dari dunia luar ia bisa melihat rekaman video istrinya yang sedang melahirkan. Hal ini mengakibatkan Richard termotivasi untuk tetap bertahan hidup dan keluar dari tempatnya saat itu. Selain itu, kiriman video dari keluarga-keluarga para penambang, dapat mengaktifkan mirror neurons mereka. Para penambang yang melihat keluarganya tersenyum bahagia menghibur mereka, akan ikut tersenyum seperti yang terlihat di video.

Selain motivasi, para penambang juga menceritakan kembali apa yang terjadi pada tujuh belas hari pertama ketika komunikasi belum terjadi. Teknik penceritaan kembali ini bisa dikatakan sebagai recall dengan sebelumnya telah membagi ingatan tersebut ke dalam chunk-chunk mana yang dianggap perlu diceritakan dan bagian mana yang tidak perlu diceritakan. Para penambang juga telah sepakat untuk tidak meceritakan semua kejadian yang terjadi pada saat 17 hari pertama.

Setelah terkurung di bawah tanah dengan kedalaman kurang lebih 700 meter, para penambang akhirnya mendapat berita baik pada tanggal 13 Oktober 2010. Mereka ditarik keluar dengan menggunakan tabung yang diberi nama Phoenix. Sesampainya di permukaan tanah, banyak masyarakat yang menanti kehadiran mereka. Emosi-emosi primer seperti bahagia, sedih, terharu kembali bermunculan. Tidak sedikit dari para penambang yang meneteskan air mata ketika melihat kembali keluarga mereka yang sedang menunggu di permukaan tanah. Contohnya saja penambang pertama, Florencio Avalos Silva. Ia langsung memeluk anaknya yang sedang menangis. Selain Avalos, ada juga penambang yang mengekspresikan emosi primernya. Ia adalah Sepulveda yang didampingi anggota keluarganya saat berbicara. Ia berkata, "Saya sangat bahagia untuk semua hal-hal indah yang telah dilakukan bagi kami.” Ia juga berkata,"Saya sangat senang berada di atas sini lagi." Selain Sepulveda, penambang-penambang lainnya juga demikian.

Para penambang yang baru diselamatkan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Para penambang harus menggunakan kaca mata hitam. Tujuannya agar rods dalam mata dapat menyesuaikan dengan cahaya di lingkungan sekitar, yang menurut salah satu penambang bernama Barrios, cahaya tersebut seperti menusuk-nusuk matanya (“Tambang Mengubah”, 2010).

Sesampainya di permukaan, para penambang menggunakan memori mereka untuk menceritakan kembali kejadian-kejadian yang ada di bawah tanah. Seorang penambang bernama Victor Segovia membuat beberapa catatan di kertas yang pernah ia minta sewaktu masih di bawah permukaan tanah. Perilaku seperti ini dilakukan Segovia untuk mengingat kembali apa saja yang pernah ia alami di bawah sana. Hal ini tergolong mnemonics yang merupakan salah satu cara kita mengingat. Para penambang sebenarnya tidak harus mencatat semua kejadian yang ia alami. Apabila tidak dicatat pun, kejadian tersebut akan langsung masuk ke dalam flashbulb memory. Hal ini dikarenakan memori ini banyak mengandung emosi seperti ketakutan, cemas, dan kekhawatiran. Dr. Thompson juga mendukung penjelasan ini. Ia berkata bahwa,

”Memori mereka di bawah tanah akan tetap bertahan dan dapat membuat mereka tidak bisa tidur. Saat tidur mereka terganggu,mereka akan berpikir tentang kejadian itu berulang-ulang kali. Akan ada hal-hal yang dapat memicu mereka memikirkan kejadian itu, merasakan, membaui, atau mencium bau tanah dan pengeboran. Mereka akan terkejut meskipun telah keluar dari tambang, mereka akan merasa secara fisik masih di dalam sana.”

Akan tetapi, kita tidak dapat menyalahkan penambang tersebut apabila ia mau mencatat semua kejadian yang dialami di bawah sana, karena pencatatan tersebut dapat digunakan untuk menghindari source misattribution.

Meskipun para penambang telah mengalami berbagai kejadian yang menyeramkan di kehidupan mereka, sebagian dari mereka tidak mengalami stres pos-traumatik. Hal ini dapat dilihat dari salah satu penambang bernama Omar Reygadas yang memastikan akan bekerja kembali di pertambangan. Ia berkata (Merdeka, 2010),

"Saya ini pekerja tambang. Saya senang bekerja di bawah tanah. Saya menikmatinya. Saya baik-baik saja bekerja di pertambangan. Saya telah mendapatkan tawaran dari pertambangan lain. Saya sudah katakan ya untuk menerima tawaran itu."

Para penambang yang tidak mengalami stres pos-traumatik bisa disebabkan karena ia mengambil nilai positif yang ada pada peristiwa tersebut. Salah satunya bisa dilihat dari Sepulveda (dalam Sugiarto, 2010) yang mengatakan, "Saya pikir saya telah belajar banyak hal indah tentang mengambil jalan yang baik dalam hidup”.

Ada pula penambang yang mengalami stres pos-traumatik. Salah satunya adalah Carlos Mamani. Ia mengatakan bahwa ia tidak akan kembali ke pertambangan lagi (Leo, 2010). Ini merupakan salah satu faktor stres pos-traumatik. Kesimpulan tersebut didukung oleh Dr James Thompson yang menjelaskan bahwa para penambang akan merasakan kegembiraan selama beberapa pekan ke depan, namun setelah itu, depresi atau gejala lain dapat pula dialami oleh mereka.

Daftar Pustaka

______ (2010). Urzua, Petambang yang Ditarik Paling Akhir. Kompas, 14 Oktober 2010: hlm. 9

______ (2010). Sempat Terpikir soal Kematian dan Kanibalisme. Kompas, 17 Oktober 2010: hlm. 11

______ (2010). Sukacita Sambut Pekerja Cile. Kompas, 14 Oktober 2010: hlm. 15

______ (2010). Tambang Mengubah Citra Cile. Kompas, 20 Oktober 2010: hlm. 9

Leo, N. (2010). Hore.. 33 Penambang Cile Berhasil Diselamatkan, dalam tribunnews.com/2010/10/13/hore...-33-penambang-cile-mulai-dikeluarkan, diakses pada 8 Desember 2010

Maryoto, A. (2010). Mereka Selamat karena Makan Tuna dan Susu. Kompas 14 Oktober 2010: hlm. 10

Raharjo, B. (2010). Penambang Chili Ungkap Kisah Selama 69 Hari Terperangkap, dalam republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/18/140934-penambang-chili-ungkap-kisah-selama-69-hari-terperangkap, diakses pada 6 Desember 2010

Merdeka, S. (2010). Satu Penambang Cile akan Bekerja Lagi, dalam suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/10/16/67904/Satu-Penambang-Cile-akan-Bekerja-Lagi, diakses pada 6 Desember 2010

Merdeka, S. (2010). Keluarga Korban Tambang Cile Beri Semangat lewat Surat, dalam suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/08/25/121611/Keluarga-Korban-Tambang-Cile-Beri-Semangat-lewat-Surat-, diakses pada 8 Desember 2010

Sugiarto, D. (2010). Inilah Kisah: Penambang Cile Lihat Tuhan dan Setan, dalam didiksugiarto.com/2010/10/inilah-kisah-penambang-cile-lihat-tuhan.html, diakses pada 6 Desember 2010

OkeZone (2010). Penambang Cile Bawa “Oleh-Oleh” Khusus, dalam international.okezone.com/read/2010/10/14/18/382326/18/penambang-cile-bawa-oleh-oleh-khusus, diakses pada 6 Desember 2010

PesatNews (2010). Setelah Diselamatkan Kehidupan Penambang Chille Bak Superstar, dalam pesatnews.com/2010/10/14/internasional/setelah-diselamatkan-kehidupan-penambang-chille-bak-superstar, diakses pada 6 Desember 2010

No comments:

Post a Comment